Nama :Yoga Djati Pamungkas
Kelas :1EB02
Npm : 27215244
Indikator pembangunan sangat berguna
untuk menganalisis dan mengevaluasi hasil-hasil pembangunan. Indikator
pembangunan dapat memberikan gambaran mengenai lajunya perkembangan tingkat
kesejahteraan masyarakat dan corak perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat
yang terjadi di berbagai negara. Selain itu, indikator pembangunan juga dapat
dipergunakan untuk mengetahui syarat-syarat yang diperlukan oleh negara
berkembang untuk menyamakan tingkat kehidupannya dengan negara maju.
INDIKATOR
PEMBANGUNAN MONETER
1.
Indikator
Pendapatan Per Kapita
Perekonomian dikatakan sedang tumbuh /
berkembang apabila adanya serangkaian peristiwa yang timbul untuk mewujudkan
peningkatan pendapatan per kapita dalam jangka waktu panjang, sehingga
sekalipun ada satu waktu di mana peningkatan pendapatan per kapita seolah-olah
terhenti, tapi bila di waktu mendatang terjadi peningkatan , maka itu tetap
dapat disebut terdapat pembangunan ekonomi.
Pendapatan per kapita seringkali
digunakan pula sebagai indicator pembangunan selain untuk membedakan tingkat
kemajuan ekonomi antara Negara-negara nmaju dengan Negara sedang berkembang.
Pendapatan per kapita selain dapat memberikan gambaran tentang laju pertumbuhan
kesejahteraan masyarakat di berbagai Negara juga dapat menggambarkan perubahan
corak perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat yang sudah terjadi di antara
berbagai Negara.
Melalui indikator pendapatan perkapita
ini Bank Dunia (2003) mengklasifikasikan negara menjadi tiga golongan, yaitu :
a) Negara
berpenghasilan rendah (low-income economies)
Negara-negara ini memiliki Pendapatan
perkapita Kurang atau sama dengan US$ 745 petahun.
b) Negara berpenghasilan
menengah (middle-income economies)
Kelompok Negara ini memiliki Pendapatan
perkapita lebih dari US$ 745 namun kurang dari US$ 8.626 pertahun
Dalam menggunakan pendapatan per
kapita sebagai indicator pembangunan, kita harus senantiasa hati-hati dan
teliti. Hal ini disebabkan oleh adanya pendapat yang mengatakan pembangunan itu
bukan hanya sekedar meningkatkan pendapatan riil saja, akan tetapi kenaikan
tersebut haruslah berkesinambungan yang disertai dengan perubahan sikap-sikap
dan kebiasaan-kebiasaan social yang sebelumnya menghambat kemajuan-kemajuan
ekonomi.
Ada beberapa kelemahan terkait
digunakannya angka pendapatan per kapita sebagai indicator pembangunan ekonomi,
akan tetapi pendekatan ini masih sangat cocok untuk digunakan dan mudah untuk
dipahami, dan indicator ini mungkin adalah indicator pembangunan ekonmoi
satu-satunya yang “terbaik” yang ada pada saat ini. Berikut ini adalah
identifikasi-identifikasi kelemahan pendapatan perkapita, sebagai
Indikator Pembangunan Ekonomi :
Kelemahan umum Pendekatan Pendapatan Per
Kapita
Kelemahan dalam indikator ini adalah
bersumber pada anggapan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat ditentukan oleh
besarnya pendapatan per kapita msayarakat tersebut.
Kelemahan Metodologi Pendekatan Pendatapan per
Kapita
Nilai pendapatan perkapita secara
khusus merupakan indeks untuk menunjukkan perbandingan kesejahteraan dan
jurang tingkat kesejahteraan antar masyarakat masih mempunyai kelemahan.
Kelemahan tersebut timbul karena perbandingan dengan cara demikian mengabaikan adanya
perbedaan-perbedaan antara Negara dalam hal seperti, struktur umur penduduk,
distribusi pendpatan masyarakat nasional, metode perhitungan pendapatan, dan
perbedaan nilai mata uang nasional dengan mata uang dolar Amerika Serikat.
2.
Indikator
Kesejahteraan Ekonomi Bersih (Net Economic Welfare)
Diperkenalkan William Nordhaus dan
James Tobin (1972), menyempurnakan nilai-nilai GNP untuk memperoleh indikator
ekonomi yg lebih baik, dengan dua cara :
a. Koreksi Positip : Memperhatikan waktu
senggang (leisure time) dan perekonomian sektor informal.
b. Koreksi Negatif : Kerusakan lingkungan
oleh kegiatan pembangunan.
INDIKATOR PEMBANGUNAN NON MONETER
Indikator
ini merupakan indicator yang diambil dari beberapa hal pokok yang berkaitan
dengan kehidupan masyarakat. Sama halnya dengan indicator sebelumnya, Indikator
memiliki beberapa macam-macam sub- Indikator. Berikut ini adalah uraiannya.
1.
Indikator Sosial
Ahli Pembangunan Ekonomi yang bernama
Beckerman membedakan berbagai penelitian tentang cara-cara membandingkan
tingkat kesejahteraan dalam 3 kelompok.
Kelompok pertama, merupakan suatu
usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan yang terjadi dalam masyarakat
yang ada di dalam dua atau beberapa Negara dengan cara memperbaiki pelaksanaan
dalam perhitungan pendapatan nasional biasa. Usaha ini dipelopori oleh Colin
Clark yang selanjutnya disempurnakan oleh Gilbert dan Kravis.
Kelompok kedua, dengan usaha membuat
penyesuaian dalam pendapatan masyarakat yang dibandingkan dengan melihat
pertimbangan perbedaan tingkat harga disetiap Negara.
Kelompok ketiga, adalah usaha untuk
membuat perbandingan tingkat kesejahteraan dari setiap Negara berdasarkan pada
data yang tidak bersifat moneter seperti, jumlah kendaraan bermotor, konsumsi
minyak, jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan, dan usaha ini dipelopori
oleh tokoh yang bernama Bennet.
Menurut Beckerman, dari tiga cara
diatas, cara yang dirasa paling tepat adalah cara yang dilakukan oleh Gilbert
dan Kravis. Cara ini merupakan usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan
dan pembangunan di berbagai Negara dengan memperbaiki metode pembanding dengan
menggunakan data pendapatan nasional dari masing-masing Negara.
Dengan cara-cara diatas memiliki
kelemahan pada Negara sedang berkembang. Pada dasarnya Negara berkembang tidak
memiliki data-data tentang cara-cara diatas. Sehingga Beckerman mengemukakan
lagi cara yang lain dalam membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat di
berbagai Negara yaitu dengan menggunakan data yang bukan bersifat moneter untuk
menentukkan indeks kesejahteraan masyarakat disetiap Negara. Cara ini sering
disebut dengan Indikator Non-Moneter Disederhanakan.
2. Indeks Kualitas Hidup dan Indeks Pembangunan
Manusia
Untuk mengukur tingkat kesejahteraan
masyarakat, ada sebuah indeks gabungan yang dikenal dengan Physical
Quality of Line Index (PQLI) danIndeks Kualitas Hidup (IKH).
Indeks ini diperkenalkan oleh Morris D. Morris. Indeks Kulaitas Hidup (IKH)
terdiri dari 3 indikator yakni, tingkat harapan hidup, angka kematian, dan
tingkat melek huruf.
Sejak tahun 1990, United
Netions for Development Program (UNDP)mengembangkan indeks yang sering
dikenal dengan istilah Indeks Pembangunan Manusia (HDI). Sedangkan indicator
yang digunakan untu mengukur indeks ini adalah :
1. Tingkat
harapan hidup.
2. Tingkat
melek huruf masyarakat.
3. Pendapatan
riil perkapita berdasarkan daya beli masing-masing Negara.
Indeks HDI ini
besarannya antara 0 sampai dengan 1,0. Apabila angka indeks yang diperoleh dari
suatu Negara mendekati 1, maka HDI di Negara tersebut semakin tinggi.
Sedangkan, apabila angka indeks mendekati 0, maka Negara tersebut memiliki
indeks pembangunan manusia yang rendah.
INDIKATOR CAMPURAN
1. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu indicator yang
digunakan dalam mengukur pembangunan ekonomi suatu Negara. Pada umumnya, dalam
Negara maju tingkat pendidikan rata-rata tinggi dengan TPAK dari tahun ketahun
selalu meningkat. Negara maju sangat memperhatikan tingkat pendidikan para
penduduknya. Berbeda dengan Negara sedang berkembang, pendidikan di NSB masih
rendah jika dibandingkan Negara maju. Terbukti tingkat melek huruf dan TPAk
serta angka partisipasi sekolah masih rendah. Sehingga, dari perbandingan
tersebut, indicator yang dapat diukur dalam pendidikan yakni ; tingkat
pendidikan, tingkat melek huruf, dan tingkat partisipasi pendidikan.
2. Kesehatan
Kesehatan merupakan hak asasi yang
harus dipenuhi demi keberlangsungannya kehidupan bermasyarakat. Indikator
tingkat kesehatan dapat dilihat dari rata-rata hari sakit dan ketersediaannya
fasilitas kesehatan. Ketika terpenuhinya pembangunan ekonomi berupa
kesejahteraan dalam bidang kesehatan, dapat dilihat dari beberapa indikasi
berupa tingkat mortalitas yang rendah, angka pertumbuhan penduduk yang tinggi,
dan angka harapan hidup yang tinggi.
3. Perumahan
Rumah merupakan kebutuhan primer yang
harus terpenuhi oleh masing-masing penduduk. Indicator perumahan
yang sesuai dengan tujuan kesejahteraan penduduk yakni sumber air bersih dan
listrik, sanitasi, dan mutu rumah tinggal.
4. Angkatan
Kerja
Penduduk yang dikatakan angkatan kerja
adalah orang yang telah berumur 15-64 tahun. Angkatan kerja ini juga dibagi
lagi menjadi dua yakni bekerja dan sedang mencari pekerjaan (Menganggur).
Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kesejahteraan angkatan kerja
adalah, partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja, sumber penghasilan utama,
dan status pekerjaan.
5. KB dan
Fertilitas
Indikator yang dapat digunakan yakni,
penggunaan asi, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga kesehatan pada kelahiran,
dan penggunaan alat kontrasepsi.
6. Ekonomi
Pembangunan ekonomi pada dasarnya di
ikuti dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi, kita dapat
melihat Indikator ekonomi itu sendiri, yakni tingkat pendapatan dan konsumsi
per kapita.
7. Kriminalitas
Pada dasarnya Negara maju memiliki
tingkat kriminalitas yang rendah, hal ini disebabkan sudah lengkapnya alat
keamanan Negara yang digunakan oleh Negara tersebut. Hal ini berbeda
dengan keadaan di Negara sedang berkembang. Di NSB, banyak terjadi kriminalitas
yang disebabkan beberapa factor seperti adanya cultural shock, ketidak mampuan
dalam memenuhi kebutuhan, dan adanya kepentingan dari suatu pihan. Indicator
kriminalitas itu sendiri diantaranya adalah, jumlah pencurian per tahun, jumlah
pembunuhan per tahun, dan jumlah pemerkosaan per tahun.
8. Perjalanan
Wisata
Indikatornya adalah frekuensi perjalanan wiata
per tahun.
9. Akses
Media Massa
Akses
media bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam masyarakat itu
sendiri. Indikatornya antara lain : jumlah surat kabar, jumlah radio, dan
jumlah televise.
DAFTAR PUSTAKA
Paone, Veriyen.
Indikator Ekonomi Pembangunan. Diakses pada tanggal 12 maret 2016. Pukul 20.05
poernomo, agus.
Indikator Pembangunan Ekonomi. Diakses pada tanggal 12 maret 2016. Pukul 20.09
No comments:
Post a Comment